BAB I
PENDAHULUAN
Pakan adalah suatu
bahan pakan atau campuran bahan pakan yang dimakan hewan atau ternak serta
mengandung energi, protein, dan nutrien lainnya yang dibutuhkan oleh ternak
serta tidak membahayakan untuk ternak. Analisis proksimat merupakan cara analisis kimia bahan pakan berdasarkan atas
komposisi kimia dan kegunaannya, dari analisis proksimat dapat diketahui enam
macam fraksi yaitu kadar air, kadar abu, kadar protein kasar, kadar lemak
kasar, kadar serat kasar dan kadar bahan ekstrak tanpa Nitrogen (BETN). Analisis proksimat dulu dikenal dengan
analisis Weende yang berarti hasilnya hanya mendekati sempurna.
Tujuan
dari Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum adalah untuk mengetahui
kandungan dari Pollard melalui analisis proksimat meliputi kadar air, kadar
abu, kadar protein kasar, kadar lemak kasar, kadar serat kasar, dan kadar BETN.
Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum
ini adalah dapat mengetahui kandungan nutrisi Pollard dengan analisis proksimat.

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bahan Pakan
Pollard atau yang biasa
dikenal dengan wheat pollard adalah
bahan pakan yang dihasilkan dari industri pengolahan gandum merupakan bahan
pakan sumber energi yang telah digunakan di beberapa negara eropa (Steenfeldt et al.1998). Disebut sebagai pakan
sumber energi karena dalam pengertiannya pakan sumber energi adalah bahan –
bahan dengan kandungan protein kasar kurang dari 20% dan serat kasar kurang
dari 18% atau kandungan dinding selnya kurang dari 35%. Pollard memiliki
kandungan kadar berat kering 86%, kadar abu 4,2%, kadar ekstrak ether 45%,
kadar serat kasar 6,6%, kadar bahan ekstrak tanpa nitrogen 14,1%, kadar protein
kasar 16,1% (Hartadi, 1993).
2.2. Analisis Proksimat
Bahan pakan adalah bahan yang
dapat dimakan, dicerna, dan digunakan oleh hewan. Bahan pakan adalah istilah
umum, sedangkan komponen dalam bahan makanan tersebut yang dapat digunakan oleh
hewan disebut zat makanan (Tillman et al., 1991). Para ahli makanan ternak telah mencoba untuk mengadakan
deskripsi perihal makanan ternak dan zat gizi yang dikandungnya, sehingga
memungkinkan digunakan dalam menyusun ransum dengan cara yang sederhana. Cara
analisis weende atau yang dikenal dengan analisis proksimat (proximate
analyisis) yaitu suatu metode analisis dan menggolongkan komponen yang ada pada
makanan. Analisis ini didasarkan atas komposisi susunan kimia dan kegunaannya.
Kandungan bahan pakan yang dianalisis yaitu, kadar air, kadar abu (anorganik),
kadar protein kasar, kadar lemak kasar, kadar serat kasar dan kadar bahan
ekstrak tanpa nitrogen.
Air adalah zat makanan yang
paling sederhana namun zat yang paling sukar penentuannya dalam analisis
proksimat. Penentuan kadar air ditentukan dengan pemanasan 105°C secara terus
menerus sampai sampel bahan beratnya tidak berubah lagi (konstan). Namun untuk
produk-produk biologi, bila dipanaskan dengan temperatur melebihi 70°C akan
kehilangan zat-zat volatil (zat-zat yang mudah menguap). Sehingga untuk penentuan
kadar yang tepat, pemanasan dilakukan dengan temperatur yang lebih rendah dan
dengan menggunakan desikator yang dapat divakumkan. Tetapi karena alat ini
sangat terbatas kapasitasnya sampel yang dapat dianalisa juga terbatas Tillman et
al., (1991). Pentingnya air dalam menentukan nilai
makanan adalah pengaruhnya terhadap komposisi makanan karena sifat pengencer
air tersebut.
Komponen abu pada analisis
proksimat tidak memberikan nilai makanan yang penting. Jumlah abu dalam bahan
makanan hanya penting untuk menentukan kadar BETN. Kombinasi unsur-unsur
mineral dalam bahan makanan berasal dari tanaman sangat bervariasi sehingga
nilai abu tidak dapat dipakai sebagai indeks untuk menentukan jumlah unsur
mineral tertentu atau kombinasi unsur-unsur yang penting. Bahan makanan yang
berasal dari hewan, kadar abu berguna untuk indeks kadar kalsium dan pospor.
Dengan diketahuinya kadar abu, masih diperlukan analisis lebih lanjut untuk
memisahkan tujuh belas unsur penting yang diperlukan ilmu makanan. Komponen abu terdiri dari banyak unsur anorganik
yang terdapat dalam bagian tubuh yang berlainan sesuai dengan fungsinya.
Misalnya berat kalsium adalah 1,5% dari seluruh berat tubuh hewan sedangkan
berat unsur fosfor kira-kira 1,0%. Unsur kalsium dan fosfor bersama-sama
merupakan bagian yang lebih dari 70 % dari seluruh abu tubuh, terutama pada
tulang dan gigi Tillman et al.,
(1991)
Seperti halnya karbohidrat,
protein kasar adalah nama kumpulan dan mengetengahkan lebih dari duapuluh asam
amino, semua protein tanaman dan hewan terdiri dari beberapa asam amino yang
merupakan satuan penyusun protein tubuh. Dalam kenyataannya, protein kasar
dalam analisis yang mendekati angka nyata proksimat hanya dicantumkan energi
fraksi yang tidak dapat untuk menggambarkan komposisi asam amino dalam protein.
Kadar nitrogen dari bahan makanan ditentukan dengan cara Kjeldhl, yang hasilnya
kemudian dikalikan dengan 6,25 untuk mendapatkan kadar proteinnya. Faktor
protein 6,25 dapat didapat dari perkiraan kadar nitrogen dalam bahan makanan
adalah 16 % dari kadar proteinnya. Pada umumnya kadar protein dalam bahan
makanan tidak menyimpang jauh dari angka 16% Tillman et al., (1991).
Ekstrak eter adalah istilah
yang dipakai untuk senyawa yang diperoleh dari ekstraksi bahan makanan dengan
menggunakan pelarut lemak yang biasanya adalah dengan eter. Ekstrak eter dalam
bahan makanan ternak yang berasal dari hewan biasanya terdiri dari gliserol dan
trigliserida. Nilai kalori yang rendah dapat dipakai untuk menetapkan nilai
energi dari lemak hewan juga beberapa lemak tanaman dan terutama lemak hasil
ekstraksi dari industri. Beberapa bahan makanan ternak yang terdapat di
Indonesia dapat mengandung 10% atau lebih ekstrak eter. Bahan-bahan tersebut
mengandung energi yang tinggi namun tidak stabilnya lemak bahan makanan adalah
salah satu penyebab berkurangnya palatabilitas ternak serta berkurangnya nilai
makanan Tillman et al., (1991)
Analisis proksimat membagi
karbohidrat menjadi dua komponen yaitu serat kasar dan BETN. Serat kasar berisi
selulose, hemiselulose, dan lignin. Selulose dan hemiselulose adalah komponen
dalam dinding sel tanaman dan tidak dapat dicerna oleh hewan – hewan berperut
tunggal (monogastrik). Sedang hewan-hewan ruminansia karena mmepunyai zat-zat
jasad renik, maka ternak itu mempunyai kemampuan lebih untuk mencerna selulosa
dan hemiselulosa, yaitu secara enzimatik. Lignin bukan termasuk dalam golongan
hidrat arang, tetapi berada dalam tanaman dan merupakan bagian atau kesatuan
dalam karbohidrat. Zat ini bersama- sama selulosa membentuk komponen yang
disebut lignoselulose yang mempunyai koefisien cerrna sangat kecil Tillman et
al., (1991).
BETN atau bahan ekstrak
tanpa nitrogen adalah zat berisi zat-zat mono,di,tri, dan poli sakarida
terutama pati dan kesemuanya mudah larut dalam larutan asam dan basa dalam
analisis serat kasar dan mempunyai daya cerna yang tinggi. Zat tersebut karena
mempunyai kandungan energi yang tinggi maka digolongkan ke dalam makanan sumber
energi yang tidak berfungsi spesifik
Tillman et al., (1991).
BAB III

3.1 Materi
Materi yang digunakan dalam
praktikum analisis proksimat adalah terdiri dari alat dan bahan. Alat yang
digunakan yaitu, botol timbang, timbangan analitis, oven, eksikator, crusible
porselen, tanur listrik, labu erlenmeyer, beker glas, gelas ukur, corong
Buchner, kertas saring yang bebas abu, labu penyari, soxhlet, pendingim tegak,
water bath, selongsong penyari, labu destruksi, buret, corong, kompor listrik,
alat-alat destilasi titrasi. Bahan yang digunakan adalah sampel bahan pakan
pollard, H2 SO4 0,3 N 50 ml, NaOH 1,5 N 25 ml, aseton 25
ml, air aquades panas 50 ml, pelarut lemak N- Hexan, katalisator, H2 SO4
pekat, H3BO4 4%, indikator (MR+ MB), NaOH 45% dan HCl 0,1
N.
3.2 Metode
Metode yang digunakan dalam
praktikum analisis proksimat antara lain perhitungan kadar air, kadar abu, kadar serat
kasar, kadar lemak kasar dan kadar protein kasar.
3.2.1 Kadar Air
Menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan kemudian mencuci botol timbang lalu mengeringkan dalam oven
selama 1 jam pada suhu 105 – 110 °C setelah itu masukkan dalam eksikator selama
15 menit kemudian menimbang botol misal beratnya x gram, selajutnya menimbang
sejumlah sampel misal beratnya y gram, kemudian memasukkan botol timbang dan
mengeringkan dalam oven selama 4 – 6 jam pada suhu 105 – 110 °C lalu
mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit dan menimbang misal beratnya z
gram. Mengulangi pengeringan sampai 3 x 1 jam, sampai berat sampel konstan
(selisih penimbangan maksimal 0,2 mg).
3.2.2 Kadar Abu
Menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan kemudian mencuci bersih crusible dengan air dan
mengeringkan dalam oven pada suhu 105 - 110°C selama 1 jam lalu mendinginkan
dalam eksikator selama 15 menit setelah itu menimbang crusible porselen misal
beratnya x gram. Menimbang sampel atau bahan pakan misal beratnya y gram,
penimbangan dengan menggunakan crusible porselen sebagai tempatnya, kemudian
memijarkan dalam tanur listrik pada suhu 600 °C dalam waktu 6 jam sampai
menjadi abu putih semua, setelah itu mengangkat crusible porselen dari tanur
listrik yang sebelumnya dibiarkan didinginkan dulu sampai suhu sekitar 120 °C
lalu mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit dan menimbang beratnya misal
z gram.
3.3.3 Kadar Protein Kasar
Menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan selanjutnya menimbang sampel bahan kurang
lebih 0,3 gram dan memasukkan ke dalam labu desrtuksi (labu kjeldahl).
Menambahkan katalisator campuran (selenium) kurang lebih 0,3 gram. Menambahkan
asam sulfat pekat (teknis) 10 ml, kemudian mendestruksi sampai warna hijau
jernih di dalam almari asam setelah itu mendinginkan. Melakukan proses
destilasi dengan menggunakan penangkap H3BO3 4% sebanyak
20 ml dan memberikan 2 tetes indikator MR + MB kemudian memasukkan sampel yang
sudah didestruksi ke dalam labu destilasi dan menambahkan 50 ml aquades dan 40 ml
NaOH 45%. Melakukan destilasi sampai penangkap berubah warna dari ungu menjadi
hijau lalu menitrasi hasil destilasi dengan menggunakan HCl 0,1 N sampai
terbentuk warna ungu.
3.2.4. Kadar
Lemak Kasar
Menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan. Menimbang sampel misal x gram pada kertas
saring kemudian membungkus sampel dengan menggunakan kertas saring tersebut
lalu mengoven sampel pada suhu 110°C selama 6 jam. Megeluarkan sampel setelah 6
jam di dalam oven dan mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit, kemudian
menimbang misal beratnya a gram. Memasukkan sampel ke dalam soxhlet yang telah
terpasang dalam water bath. Menuangkan pelarut lemak dan memasang alat
pendingin ntegak yang dialiri dengan air dingin setelah itu melakukan
penyaringan dengan pelarut lemak di dalam alat soxhlet kurang lebih 3 sampai 4
jam (atau sirkulasi pelarut lemak sebanyak 8 – 10 kali). Mengeluarkan sampel
dari alat soxhlet dan mengangin- anginkan sampai tidak berbau pelarut lemak,
kemudian mengeringkan sampel yang terbungkus kertas saring di dalam oven pada
suhu 110°C selama 2 jam, mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit, kemudian
menimbang misalkan beratnya b gram.
3.2.5 Kadar Serat Kasar
Menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan kemudian mencuci semua alat – alat, lalu memasukkan labu
erlenmeyer dalam oven pada suhu 105 - 110°C selama 1 jam kemudian didinginkan
dalam eksikator selama 15 menit dan menimbang. Setelah itu memasukkan sampel
atau bahan pakan dalam labu erlenmeyer dan menimbang misal beratnya x gram. Memasukkan
50 ml H 2 SO 4 0,3 N kedalam labu erlenmeyer yang telah
berisi sampel atau bahan pakan kemudian masak hingga mendidih selama 30 menit,
setelah itu memasukkan NaOH 1,5 N dan memasaknya hingga mendidih selama 30
menit. Menyaring cairan tersebut dengan menggunakan kertas saring yang telah
terpasang dalam corong Buchner. Kertas saring terlebih dahulu telah dikeringkan
dalam oven pada suhu 105 – 110 °C selama 1 jam, lalu mendinginkan dalam
eksikator selama 15 menit kemudian menimbang, misal beratnya a gram. Setelah
itu melakukan penyaringan dalam labu penghisap dan mencuci berturut- turut
dengan 50 ml aquades panas, 50 ml H2SO4 0,3 N, 50 ml
aquades panas dan 25 ml aseton, kemudian memasukkan kertas saring dan isiya
dalam crusible porselen lalu mengeringkan dalam oven pada suhu 105 – 110 °C
selama 1 jam, setelah itu mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit dan
menimbang misal beratnya y gram. Memijarkan kertas saring dan isinya yang ada
dalam crusible porselen pada tanur listrik dengan suhu 400 – 600 °C selama 4 –
6 jam (sampai menjadi abu putih) kemudian mendinginkan dalam eksikator selama
15 menit dan menimbang misal beratnya z gram.
3.2.6. Kadar
BETN
Mendapatkan kadar BETN dengan mengholah data yang
diperoleh dari hasil praktikum. Menyiapkan data kadar air, kadar abu, kadar
protein kasar, kadar lemak kasar, dan kadar serat kasar. Mengolah data dengan
mengurangkan 100% dengan kadar air, kadar abu, kadar protein kasar, kadar lemak
kasar, dan kadar serat kasar yang sudah didapatkan.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
analisis proksimat dengan sampel pollard dalam praktikum BPFR dan dalam 100%
bahan kering dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kandungan Nutrisi Pollard
Kandungan Nutrisi
|
Hasil Praktikum*
|
Literatur**
|
||
Berat Basah
|
BK
|
Komposisi BK
|
||
Kadar Air
|
13,76%
|
|
13,76%
|
14%
|
Kadar Abu
|
4,64%
|
|
5,37%
|
4,9%
|
Kadar Protein Kasar
|
11,52%
|
|
13,37%
|
18,0%
|
Kadar Lemak
Kasar
|
5,13%
|
|
5,14%
|
52,3%
|
Kadar Serat Kasar
|
11,78%
|
|
13,65%
|
7,7%
|
Kadar BETN
|
-
|
-
|
62,47%
|
16,4%
|
Sumber : *Data Primer Praktikum Bahan Pakan
Formulasi Ransum, 2012.
** Tillman et
al. 1991
4.1. Kadar Air
Berdasarkan hasil praktikum yang
telah dilakukan hasil
analisis pollard diperoleh kadar air
sebesar 13,76% dengan bahan kering 100%. Hal ini sesuai dengan pendapat Tillman et al. (1991) bahwa kadar air dalam Pollard sebesar
14% dengan BK sebesar 100%. Kadar air dari suatu bahan pakan dapat menentukan kadar bahan keringnya. Soelistyono (1976) menambahkan bahwa kadar
bahan kering dalam pakan dihitung sebagai selisih antara 100% dengan persen air
yang dipengaruhi oleh umur tanaman. Tillman (1991) menambahkan bahwa penentuan
kadar air dalam bahan akan dipengaruhi oleh temperatur saat pemanasan bahan
pakan yaitu pada suhu 105ºC. Kandungan
air bahan tidak konstan tetapi dipengaruhi oleh jenis bahan, suhu, dan
kelembapan udara disekitarnya (Suadnyana,1998).
4.2. Kadar abu
Berdasarkan hasil praktikum yang
telah dilakukan, hasil analisis pollard diperoleh kadar abu sebesar 5,37% dengan BK 100%. Hasil tersebut tidak sesuai dengan pendapat Tillman et al.(1991) yang
menyatakan bahwa kadar abu dalam Pollard
sebesar 4,9% berdasarkan
100% BK. [P1] Kadar abu didapatkan dengan memijarkan pada suhu 400-600 oC. Hasil kadar abu yang berbeda kurang
berpengaruh pada kandungan gizi. Menurut Tillman et al. (1998) Kombinasi unsur-unsur
mineral dalam bahan makanan berasal dari tanaman dan hewan sangat bervariasi dalam bentuk abu. Menurut pendapat Parakkasi
(1990) yang menyatakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah kadar
mineral abu dalam suatu tanaman adalah
kadar mineral tanah tempat tanaman tumbuh, sifat genetis tanaman yang
menyerap zat – zat anorganik dari dalam tanah dan faktor lingkungan seperti
curah hujan, pH tanah, pemupukan dan lain – lain.
4.3.Kadar protein kasar
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum didapatkan kadar protein dari
Pollard adalah 13,37% dalam 100% BK. Hal tidak ini sesuai dengan
pendapat Tillman et al. (1991) yang
menyatakan bahwa kadar
protein kasar Pollard
adalah 18,0%
berdasarkan 100% BK. Perbedaan
hasil analisis ini dapat terjadi karena perbedaan jenis gandum, umur gandum,
dan senyawa kimia yang menyusun gandum. Dijelaskan oleh Anggorodi (1990) bahwa faktor –
faktor yang mempengaruhi besar kecilnya kadar protein kasar adalah umur
tanaman, bagian tubuh tanaman yang diambil dan cara pengolahannya. Kadar protein kasar bahan pakan ditentukan
berdasarkan kadar N bahan pakan kemudian dikalikan dengan 6,25.
4.4.Kadar Lemak Kasar
Berdasarkan hasil praktikum yang
telah dilakukan, hasil analisis pollard diperoleh kadar lemak kasar sebesar 5,14%
dengan kadar BK 100%.
Penentuan hasil kadar lemak kasar diperoleh dengan cara mengekstrak bahan pakan tersebut. Hasil tersebut tidak sesuai dengan pendapat Tillman et al. (1991) yang menyatakan bahwa kadar
lemak kasar Pollard sebesar 52,3% dalam BK 100%. Diperkuat oleh pendapat Tillman et al. (1998) yang
menyatakan bahwa kadar lemak pada analisis proksimat ditentukan dengan jalan
mengekstraksi bahan pakan dengan pelarut dietyl ether. Diperluas oleh pendapat Anggorodi (1990) bahwa kadar lemak kasar merupakan
campuran dari beberapa senyawa yang larut dalam senyawa pelarut lemak. Menurut Tillman (1991) ekstrak eter dalam bahan makanan ternak dipengaruhi
oleh bahan makana itu berasal dari hewan atau tumbuhan selain itu faktor –
faktor yang mempengaruhi besar kecilnya kadar lemak kasar adalah umur tanaman,
bagian tanaman yang diambil dan cara pengolahannya.
4.5.Kadar serat kasar
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, hasil analisis
pollard diperoleh kadar serat kasar sebesar 13,65% dengan kadar BK 100%. Hasil ini tidak sesuai dengan
pendapat Tillman et
al. (1991) bahwa kadar serat kasar
Pollard sebesar 7,7% berdasarkan 100%
BK. Keadaan ini
dapat terjadi karena kemungkinan Pollard bercampur dengan daun atau batang gandum, sehingga pada saat dilakukan analisis kadar serat kasarnya lebih tinggi. Hal ini dijelaskan oleh Afrianto dan Liviawaty
(2005) bahwa komposisi Pollard juga tergantung pada bentuk dan kualitas bahan
baku yang digunakan. Namun selain itu serat kasar juga memiliki keuntungan pada
pencernaan. Menurut Rasyaf (1994) bahwa serat kasar berfungsi sebagai
perangsang gerak peristaltik saluran pencernaan, media mikroba pada usus buntu
dan memberikan rasa kenyang.
4.6.Kadar bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN)
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh kadar bahan ekstak tanpa nitrogen
(BETN) Pollard sebesar 62,47%. Kandungan BETN ini ditentukan oleh kandungan
abu, protein kasar, lemak kasar dan serat kasar. Hal ini sesuai dengan Tillman et
al. (1998) yang menyatakan bahwa BETN diketahui kadarnya dengan mengurangi
bahan kering dengan kadar air, abu, protein kasar, lemak kasar dan serat kasar
dalam bahan kering. Faktor – faktor yang mempengaruhi Tinggi rendahnya
kadar BETN dipengaruhi kandungan atau keberadaan pati, BETN terutama mengandung
pati, gula, dan karbohidrat tersedia yang lain (Cheeke,1999).

SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan
hasil praktikum analisis proksimat dengan sampel Pollard dapat disimpulkana bahwa kadar abu sebesar 5,37%, dan kadar BETN sebesar
62,47% yang tidak sesuai dengan literatur yaitu kadar abu sebesar 24,1% dan
kadar BETN sebesar 24,1%, sedangkan kadar air, kadar serat kasar, kadar lemak
kasar, dan kadar protein kasar tidak jauh berbeda dengan literatur. Besar
kecilnya nilai analisis pada pollard dipengaruhi oleh temperatur saat pemanasan
bahan pakan, asal bahan pakan, bentuk dan kualitas bahan baku, kadar N bahan pakan,dan bahan kering dengan kadar air, abu, protein kasar, lemak kasar dan serat
kasar dalam bahan kering.
5.2 Saran
Praktikum
ini harus dilaksanakan secara hati-hati dan teliti agar tidak ada kesalahan
dalam prosedur dan juga dalam perhitungannya. Hal ini karena kesalahan yang
terjadi dapat berakibat fatal terhadap ternak itu sendiri dan juga kerugian
ekonomi.

Afrianto,E. dan Evi Liviawaty. 2005. Pengawetan Dan
Pengolahan Pakan.
Kanisius. Yogyakarta.
Anggorodi. 1990.
Ilmu Makanan Ternak Umum. Cetakan
II. PT Gramedia, Jakarta.
Cheeke, P. R. 1999. Applied Animal
Nutrition Feeds and Feeding. 2 nd Edition. Departement of Animal Sciences
Oregon State University, New Jersey.
Hartadi, S.Reksohadiprojo, S.
Prawirokusumo, Tillman,
A.D,H. S. Lebdosoekojo. 1993. Tabel Komposisi Pakan Untuk Indonesia.
Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.
Parakkasi, A. 1990. Ilmu Gizi dan
Makanan Ternak Monogastik. Vol 1a. Penerbit Angkasa, Bandung.
Rasyaf, M. 1994. Memelihara Burung Puyuh. Kanisius, Yogyakarta.
Siregar, S.B. 1994. Ransum Ternak Ruminansia. PT. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Soelistyono, H.S.
1976. Ilmu Bahan Makanan
Ternak. Diponegoro University, Semarang.
Steenfeldt,S. A. Mullertz, & J. F. Jensen. 1998.
Enzyme supplementation of wheat- based diets for broilers. 1 . effect on growth
performance and intestinal viscosity. Animal Feed Sci. Tech.J. 75:27-43..
Suadnyana, I. W. 1998. Pengaruh
Kandungan Air Dan Ukuran Partikel Terhadap Perubahan Sifat Fisik Pakan Lokal
Sumber Protein. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Tillman, A. D, H, Hartadi, S.
Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo, S. Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.

BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM
![]() |
Disusun oleh:
Kelompok
IIIA
Anggi
Puspa L. 23010111120015
Ratih
Wahyu R. 23010111120017
Sri
Irianing 23010111120023
Jenny
Febrianti 23010111120031
Danang
Wijayanto 23010111120033
FAKULTAS
PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS
DIPONEGORO
SEMARANG
2012

Judul : LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN PAKAN DAN
FORMULASI RANSUM
Kelompok :
IIIA (TIGAA)
Program Studi : S1-PETERNAKAN
Fakultas :
PETERNAKAN DAN PERTANIAN
Tanggal
Pengesahan : Desember 2012
Menyetujui,
Dosen Praktikum
Bahan Pakan dan Formulasi
Ransum
Limbang K Nuswantara
xxxx
|
Asisten PembimbingTeguh Ilmiawan
NIM. 23010110120065
|


Puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahnya kepada kita semua,
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan resmi praktikum Bahan Pakan Dan
Formulasi Ransum. Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu mata kuliah
yaitu Bahan Pakan Dan Formulasi Ransum yang terangkai dalam kegiatan praktikum.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima
kasih yang sebesar-sebesarnya kepada Bapak Limbang Kustiawan Nuswantara selaku koordinator Praktikum Bahan Pakan Dan
Formulasi Ransum, Teguh Ilmiawan selaku asisten
pembimbing, juga tak lupa semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
laporan ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa kami
sebutkan satu persatu.
Kami sangat menyadari bahwa Laporan
Resmi Bahan Pakan Dan Formulasi Ransum ini masih jauh dari kesempurnaan,
meskipun demikian kami telah berusaha semaksimal mungkin yang sesuai dengan
kemampuan yang kami miliki untuk menyelesaikan laporan ini. Kami selaku penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang bertujuan membangun dari berbagai
pihak sehingga laporan ini dapat sempurna. Penulis mengharapkan Laporan Bahan
Pakan Dan Formulasi Ransum ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
bersangkutan.
Semarang, Desember 2012


Halaman
RINGKASAN................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... vii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................. 1
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 2
2.1. Bahan
Pakan....................................................................................... 2
2.1.1. Pollard..................................................................................... 2
2.2. Analisis
Proksimat.............................................................................. 2
2.2.1.
Kadar Air................................................................................ 3
2.2.2.
Kadar Abu............................................................................... 4
2.2.3.
Kadar Protein Kasar................................................................ 4
2.2.4. Kadar
Lemak Kasar................................................................ 5
2.2.5. Kadar
Serat Kasar................................................................... 5
2.2.6. Kadar BETN........................................................................... 6
BAB III MATERI DAN METODE................................................................ 7
3.1. Materi................................................................................................ 7
3.2. Metode.............................................................................................. 7
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 12
4.1. Hasil
Praktikum................................................................................. 12
4.2. Pembahasan....................................................................................... 12
4.2.1. Kadar Air................................................................................ 12
4.2.2. Kadar Abu............................................................................... 13
4.2.3. Kadar Protein Kasar................................................................ 13
4.2.4. Kadar Lemak Kasar................................................................ 14
4.2.5. Kadar Serat Kasar................................................................... 14
4.2.6. Kadar BETN........................................................................... 15
BAB IV SIMPULAN
DAN SARAN............................................................. 16
5.1. Simpulan............................................................................................ 16
5.1. Saran.................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 17
LAMPIRAN.................................................................................................... 18
DAFTAR TABEL
![]() |
|||||
|
|||||
|
|||||
1. Kandungan Nutrisi Pollard.......................................................................... 12
2. Data Perhitungan Kadar Air........................................................................ 18
3. Data Perhitungan Kadar Abu...................................................................... 20
4. Data Perhitungan Kadar Protein................................................................. 22
5. Data Perhitungan Kadar Lemak
Kasar........................................................ 24
6. Data Perhitungan Kadar Serat
Kasar.......................................................... 25
7. Data
Perhitungan Kadar BETN.................................................................. 27
DAFTAR LAMPIRAN

|
1. Perhitungan Kadar Air................................................................................. 18
2. Perhitungan Kadar Abu................................................................................ 20
3. Perhitungan Kadar Protein Kasar................................................................. 22
4. Perhitungan Kadar Lemak Kasar................................................................. 24
5. Perhitungan Kadar Serat Kasar.................................................................... 25
6. Perhitungan Kadar BETN............................................................................ 27
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan Kadar Air
[P1]Itu sudah dalam BK apa masih dalam kadar?