Minggu, 23 November 2014

Laporan Ilmu Tanaman Pakan 2012 Undip



BAB I
PENDAHULUAN
Usaha peternakan ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu pakan, bibit dan pengelolaan. Penyediaan pakan merupakan salah satu faktor penentu dalam mendukung perkembangan usaha peternakan. Masalah utama yang dihadapi dalam penyediaan pakan adalah kuantitas, kualitas, dan kontinuitas. Usaha untuk mendapatkan penyediaan hijauan yang jumlahnya cukup, harus dilakukan pengelolaan yang baik seperti pengolahan tanah, teknik pemupukan, pergiliran tanaman dan interval defoliasi. Identifikasi genus atau spesies hijauan pakan menjadi semakin penting untuk diakukan mengingat semakin pentingnya arti hijauan pakan bagi kebutuhan ternak khususnya ruminansia. Identifikai hijauan pakan khususnya rumput dapat dilakukan berdasarkan tanda-tanda atau karakterisitk vegetatif. Secara umum rumput pakan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu rumput potong dan rumput gembala, sedangkan legum dapat dibedakan menjadi legum pohon dan legum rambat.
Tujuan dari praktikum pengenalan jenis tanaman pakan adalah agar mengenali dan memahami tentang karakteristik jenis-jenis rumput dan legum pakan, serta mampu mengenali ciri khas masing-masing jenis hijauan pakan. Manfaat dari praktikum ini adalah kita dapat membedakan masing-masing jenis rumput maupun legum, sehingga dapat memberikan pakan yang berkualitas bagi ternak.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.      Graminieae (Rumput)
Sumarsono (2002), menyatakan bahwa rumput atau graminae mempunyai taksonomi sebagai berikut:
Filum               : Spermatophyta/Anthopita
Sub filum        : Angiospermae
Kelas               : Monocotiledoneae
Ordo                : Glumifora
Familia            : Gramineae
Sub- familia     : Panicoideae
Tribus              : Paniceae, eragrosteae, chloroideae, andropogoneae.  
Genus              : Pennisetum
Spesies            : Pennisetum purpureum
Rumput merupakan tumbuhan monokotil dengan siklus hidup annual dan perenial.  Rumput mempunyai sifat tumbuh yaitu dengan membentuk rumpun, tanaman dengan batang merayap pada permukaan, tanaman horisontal dengan merayap tetapi batang tumbuh ke atas dan rumpun membelit.

2.1.1.   Setaria sphacelata (Rumput Setaria)
Rumput setaria merupakan rumput potong yang tumbuh tegak membentuk rumpun dengan tinggi 1 m. Rumput ini tahan terhadap genangan air dengan hasil hijauan segar sebanyak 100-110 ton/ha/tahun (satu kali pemotongan dengan interval 45 hari adalah 12,50–13,75 ton/ha) (Rukmana, 2005). Nilai gizi yang terkandung dalam rumput lampung ini adalah protein kasar 6-7%, serat kasar 42,0%, BETN (Bahan Ektrak Tanpa Nitrogen) 36,1%, dan lemak 2,8%. Rumput setaria digunakan untuk padang penggembalaan, karena tahan injakan. Bentuk umum dari rumput ini adalah bentuk daun agak lebar, halus dan lemas pada permukaan atasnya terutama dekat batang, daunnya agak lunak, pangkal batangnya berwarna kemerah-merahan dan bunganya tersusun dalam tandan yang berwarna coklat keemasan (Reksohadiprodjo, 1985).

2.2.            Leguminoceae (Legum)
Menurut Sumarsono (2002) bahwa umumnya legum pakan termasuk ke dalam sub famili Papilionacea, memiliki siklus hidup Annual, Biennial, Perennial. Lebih lanjut dijelaskan bahwa leguminose mempunyai taksonomi sebagai berikut:
Filum               : Spermatophyta/Anthopita
Sub filum        : Angiospermae
Kelas               : Dicotiledoneae
Ordo                : Rosales                                                                              
Famili              : Leguminosae
Sub- famili      : Papilionaceae (Papilionadeae), Mimosaceae
 (Mimosa), Caesalpiniaceae (Caesalpiniadeae).
Genus              : Pueraria
Spesies            : Pueraria phaseloides
Legum termasuk dicotyledoneus dimana embrio mengandung dua daun biji/cotyledone (Susetyo, 1985). Menurut Soegiri et al. (1982) bahwa famili legum dibagi menjadi tiga group sub famili, yaitu: mimisaceae, tanaman kayu dan dan herba dengan bunga reguler; caesalpinaceae, tanaman kayu dan herba dengan bunga irreguler dan papilionaceae, tanaman kayu dan herba ciri khas berbentuk bunga kupu-kupu, kebanyakan tanaman pakan ekonomi penting termasuk dalam papilionaceae. Legum yang ada mempunyai siklus hidup secara annual, binial atau perennial.
2.2.1.   Centrosoma pubescen (Sentro)
Tanaman sentro merupakan jenis legum yang berasal dari Amerika Selatan dan dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan ketinggian 0-1000 m  (Reksohadiprodjo, 1985).  Tanaman ini merupakan tanaman tahunan, berdaun lebat, rebah dan menjalar.  Sentro mudah ditanam dengan biji.  Kebutuhan biji 4-6 kg/ha, mudah terjadi regenerasi.  Biasanya ditanam bersama Cynodon, Chloris, Melius, Panicum androposon dan Penisetum sp (Mcllroy, 1977).
Daun-daun sentro adalah trifoliat dan lebih runcing bila dibandingkan dengan daun-daun legum puero atau  kalopo. Sentro di gunakan sebagai pencegah erosi dan penutup tanah, biji–bijinya akan masak setelah ditanam umur 9 atau 12 bulan dihitung mulai dari ditanamnya (Reksohadiprojo, 1985). Sentro merupakan salah satu legum berumur panjang, tumbuh menjalar, memanjat, membelit, batang berbulu, tidak berkayu, berdaun tidak pada setiap tangkai daun, helai daun berbentuk oval agak ellips, disukai ternak dan tahan terhadap penggembalaan berat, serta kaya zat protein dan mineral (Soegiri et al.,1982). 

2.2.2.   Calopogonium mucunoides  (Kalopo)
Kalopo merupakan tanaman legum yang berasal dari Amerika Selatan yang dapat menjadi tanaman penutup tanah, tanaman sela dan tanaman pemberantas herba (Soegiri et al.,1982). Kalopo mempunyai ciri-ciri berbentuk semak, batang lembek dan menjalar di atas permukaan tanah (Susetyo, 1985).
Batang dan daun yang masih muda berbulu, berbentuk bulat, setiap tangkai terdiri dari tiga daun tapi tanaman ini kurang disukai ternak karena bulu yang banyak (Reksohadaiprodjo,1985). Tanaman kalopo merupakan tanaman yang bersifat annual, manjalar, beradaptasi di tanah basah. Menutup tanah dengan  daun-daunnya yang lebat dan biji-biji yang dapat tumbuh dengan sendirinya, ditanam bersama-sama rumput  (Mcllroy, 1977). 

2.2.3.   Pueraria phaseloides  (Puero)
Legum jenis puero disebut juga kudzu tropik berasal dari Asia bagian timur dan Kepulauan Pasifik dengan sifat membelit, merambat dan dapat membentuk semak yang rimbun (Reksohadiprodjo, 1985). Batang dan daunnya berbulu padat dan panjang, daun tersusun majemuk dan helai berbentuk bulat telur lebar serta bunga berwarna ungu kebiruan (Soedomo, 1985). Ciri-ciri tanaman ini adalah membelit, merambat, dapat membentuk semak yang rimbun dengan perakaran yang kuat dengan pokok akar yang disebut mahkota crown. Beberapa spesies digunakan terutama untuk mencegah erosi, sebagai penutup tanah, untuk makanan ternak hay tanaman padang. Puero memiliki batang kuat dan memiliki bulu (Reksohadiprodjo, 1985).



2.2.4.  Gliricidia sepium (Gamal)
Tanaman gamal berasal dari kawasan pantai Pasifik Amerika Tengah yang kering bermusim, dapat tumbuh di daerah dengan ketinggian dari permukaan laut hingga 1200 m. Sifat dari tanaman gamal diantaranya adalah daun gamal mengandung 3-5%N, 13-30% serat kasar, kualitas hijauannya bervariasi dengan usia. Tanaman gamal bersiklus perennial, sifat perakaranya adalah primer dan sekunder, memiliki batang basal, helai daun berbentuk elips dengan ukuran panjang 8 cm dan 6 cm (Mcllroy, 1977). Ciri-ciri dari tanaman ini diantaranya adalah pohonnya meranggas yang tingginya mencapai 12 m, batang pendek, daunnya berseling, menyirip, warnanya kuning hijau dan berambut halus (Soegiri et al., 1982). Ekologi dalam kawasan hidup asal gamal, iklimnya relatif seragam agak lembab dengan curah hujan 900-1500 mm, gamal toleran terhadap beraneka ragam tanah, baik yang alkali, maupun yang asam, daunnya akan diluruhkan dengan mulainya suhu rendah selama semusim (Reksohadiprodjo, 1985).
2.2.5.      Leucaena leucocephala (Lamtoro)
Lamtoro (Leucaena leucocephala) merupakan jenis legum yang berasal dari Amerika Tengah (Mexico) dan Amerika Selatan dengan bahan penanaman berupa biji. Tanaman ini dapat beradaptasi baik pada jenis tanah sedang sampai berat, dengan ketinggian 700-1200 m diatas permukaan air laut, suhu 20-30 0C dengan curah hujan 700-1650 mm/tahun. Ciri-ciri tanaman lamtoro antara lain tidak berduri, daun-daunnya berkarang merupakan daun majemuk, tangkai keras merupakan batang perkayuan yang memiliki akar tunggang, bunga berbentuk bola warna putih kekuningan atau merah muda (Soedomo, 1985).Pemotongan lamtoro dapat dilakukan pada saat berumur 6-9 bulan sesudah biji ditanam dengan meninggalkan pangkal batang setinggi 1m dari tanah, kemudian pemotongan selanjutnya dapat dilakukan setiap 4 bulan sekali. Lamtoro sebagai tanaman pakan ternak,jumlah nutrisi yang terkandung didalamnya merupakan saingan bagi alfafa. Sebab disamping banyak kandungan gizi, lamtoro yang masih muda memiliki tingkat kecernaan yang tinggi (Mcllroy, 1977).












BAB III
MATERI DAN METODE
Praktikum Ilmu Tanaman Pakan dengan acara Pengenalan Jenis Hijauan Pakan dilakukan pada tanggal 9 April 2012 sampai tanggal 21 Juni 2012 pukul 15.00-17.00 WIB di Lahan Laboratorium Ilmu Tanaman Makanan Ternak Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro Semarang.

3.1.    Materi
Materi yang digunakan yaitu Setaria sphacelata (Rumput Setaria). Centrosema pubescens (sentro), Calopogonium mucunoides (kalopo), Pueraria phasealoides (puero), Leucaena leucocephala (lamtoro), dan Gliricidia sepium (gamal). Alat yang digunakan adalah alat tulis untuk mencatat hasil pengamatan.

3.2.            Metode
Menyiapkan macam-macam tanaman pakan (rumput dan legum) lengkap dengan bagian-bagiannya. Membuat gambar pada kertas, lengkap dengan ciri-ciri tanaman hijauan rumput dan legum yang telah diamati, pada kertas yang sudah disediakan. Memberikan keterangan masing-masing bagian dan sistematikanya.


BAB IV
HASIL  DAN PEMBAHASAN
4.1.      Gramineae (Rumput)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dapat digolongkan rumput adalah Pennisetum purpureum(Rumput Gajah), Pennisetum purpupoides (Rumput Raja), Panicum maximum(Rumput Benggala), Brachiaria brizantha (Rumput Brachiaria), Setaria sphacelata (Rumput Setaria), Brachiaria decumbens (Rumput Signal).

4.1.1.   Setaria sphacelata (Rumput Setaria)
Hasil pengamatan terhadap rumput setaria adalah sebagai berikut:


Setaria_var_splendida_05l.jpg
 

Sumber: Data Primer Praktikum Ilmu Sumber: Tropical Forages
Tanaman Pakan, 2012.
Ilustrasi 1. Setaria sphacelata (Rumput Setaria)
Berdasarkan hasil pengamatan ciri-ciri rumput setaria antara lain batang bagian bawah berwarna merah, berakar serabut, daun berhelai dan agak lebar serta batangnya tipis. Hal ini sesuai dengan pendapat Reksohadaiprodjo (1985) bahwa bentuk umum dari rumput ini adalah bentuk daun agak lebar, halus dan lemas pada permukaan atasnya terutama dekat batang, daunnya agak lunak, pangkal batangnya berwarna kemerah-merahan dan bunganya tersusun dalam tandan yang berwarna coklat keemasan. Rumput setaria merupakan tipe rumput potong dengan tinggi 1 m, rumput setaria juga bisa digunakan sebagai rumput gembala.Rumput setaria membentuk rumpun dan tahan genangan air. Menurut Rukmana (2005) bahwa rumput setaria merupakan rumput potong yang tumbuh tegak membentuk rumpun dengan tinggi 1 m. Rumput ini tahan terhadap genangan air dengan hasil hijauan segar sebanyak 100-110 ton/ha/tahun (satu kali pemotongan dengan interval 45 hari adalah 12,50–13,75 ton/ha).


4.2.             Legum
Berdasarkan hasil pengamatan yang dapat digolongkan legum adalah Centrosoma pubescen  (Sentro), Calopogonium mucunoides  (Kalopo), Pueraria phaseloides(Puero), Gliricidia sepium (Gamal), Leucaena leucocephala (Lamtoro), berikut penjelasannya.


4.2.1.      Centrosoma pubescen  (Sentro)
Hasil pengamatan pada tanaman sentro adalah sebagai berikut:


Sumber: Data Primer Praktikum Ilmu                 Sumber: Tropical Forages
Tanaman Pakan, 2012.
Ilistrasi 2. Centrosoma pubescen  (sentro)
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap sentro (Centrosema pubescen) memiliki ciri-ciri berdaun lebat dan menjalar, batangnya berbulu dan kecil, tidak berkayu dan helai daun berbentuk oval agak elips. Hal ini sesuai dengan pendapat Mcllroy (1977) bahwa sentro merupakan tanaman tahunan, berdaun lebat, rebah dan menjalar.  Sentro mudah ditanam dengan biji. Biasanya ditanam bersama Cynodon, Chloris, Melius, Panicum androposon dan Penisetum sp. Menurut Soegiri et al. (1982) bahwa sentro merupakan salah satu jenis legum berumur panjang, tumbuh menjalar, memanjat, membelit, batang berbulu, tidak berkayu, berdaun tidak setiap tangkai daun, helai daun berbentuk oval agak elips.




4.2.2.   Calopogonium mucunoides  (Kalopo)
            Hasil pengamatan terhadap tumbuhan kalopo adalah sebagai berikut:


Sumber: Data Primer Praktikum                                 Sumber: Tropical Forages.
              Ilmu Tanaman Pakan, 2012.
Ilustrasi 3. Calopogonium mucunoides (kalopo)
Berdasarkan hasil pengamatan pada kalopo (Calopogonium mucunoides) memiliki ciri-ciri sebagai berbentuk semak, memiliki batang yang lembek, batang dan daun yang masih muda berbulu, berbentuk bulat, setiap tangkai terdiri dari tiga daun. Hal ini sesuai dengan pendapat Susetyo et al. (1985)  bahwa kalopo merupakan tanaman berbatang lembek yang setiap tangkainya terdiri dari tiga daun dan berbentuk semak serta mempunyai bulu yang banyak. Menurut Reksohadiprodjo (1985) bahwa kalopo berasal dari Amerika Selatan, tingginya bisa mencapai 30-35 cm. Batang dan daun yang masih muda berbulu, berbentuk bulat, setiap tangkai terdiri dari tiga daun tapi tanaman ini kurang disukai ternak karena bulu yang banyak.




4.2.3.      Pueraria phaseoloides  (Puero)
Hasil pengamatan terhadap tumbuhan puero adalah sebagai berikut:






 










 Sumber: Data Primer Praktikum Ilmu              Sumber: Tropical Forage.
                Tanaman Pakan, 2012.
Ilustrasi 4. Pueraria phaseoloides  (puero)
Berdasarkan hasil pengamatan pada puero (Pueraria phaseloides) memiliki ciri-ciri batangnya menjalar, daunnya berbulu dan helai daunnya berbentuk bulat telur.Hal ini sesuai dengan pendapat Soedomo (1985) yang menyatakan bahwa puero merupakan tanaman yang mempunyai perakaran yang kuat yang batang dan daunnya berbulu padat dan panjang serat daun yang tersusun majemuk dan helai berbentuk bulat telur. Menurut Reksohadiprodjo (1985)  bahwa ciri-ciri puero ini adalah membelit, merambat, dapat membentuk semak yang rimbun dengan perakaran yang kuat dengan pokok akar yang disebut mahkota crown.








4.2.4.   Gliricidia sepium  (Gamal)
Hasil pengamatan tehadap daun gamal adalah sebagai berikut :


 

Sumber: Data Primer Praktikum                          Sumber: Tropical Forage.
Ilmu Tanaman Pakan, 2012.                                                  

Ilustrasi 5. Gliricidia sepium  (gamal)
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap gamal, diperoleh ciri-ciri gamal adalah batang pendek, daunya banyak, menyirip, warnanya kuning hijau, dan berambut halus. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Soegiri et al. (1982) bahwa gamal merupakan pohon meranggas yang tingginya mencapai 12 m dan mempunyai batang yang pendek, berdaun seling dan menyirip, berwarna hijau dan berambut halus. Tumbuhan ini juga memiliki helaian daun yang tipis dan bentuknya lonjong. Hal ini sesuai dengan pendapat  Mcllroy (1977) bahwa tanaman gamal bersiklus perennial, sifat perakarannya adalah primer dan sekunder, memiliki batang basal, helai daun berbentuk elips dengan ukuran panjang 6 cm sampai 8 cm.



4.2.5.   Leucaena leucocephala (Lamtoro)
Hasil pengamatan terhadap tumbuhan lamtoro adalah sebagai berikut:


 


  Sumber: Data Primer Praktikum Ilmu                       Sumber: Tropical Forage.
                Tanaman Pakan, 2012.
Ilustrasi 6. Leucaena leucocephala (Lamtoro)
Berdasarkan hasil pengamatan ciri-ciri tanaman lamtoro antara lain tidak berduri, daun-daunnya banyak dan kecil, bunga berbentuk bola berwarna merah muda. Hal ini sesuai dengan pendapat Rukmana (2005) yang menyatakan bahwa ciri-ciri tanaman lamtoro antara lain tidak berduri, daun-daunnya berkarang merupakan daun majemuk, tangkai keras merupakan batang perkayuan yang memiliki akar tunggang, bunga berbentuk bola warna putih kekuningan atau merah muda.Lamtoro merupakan saingan dari alfafa karena nutrisi yang terkandung hampir sama dengan alfafa dan lamtoro yang masih muda memiliki tingkat kecernaan yang tinggi.

                                                                                                      

BAB V
KESIMPULAN
Hijauan pakan yang diberikan kepada ternak digolongkan menjadi dua yaitu kelompok legum dan rumput. Jika diamati dari bentuk fisik, kelompok legum memiliki ciri umum yaitu batangnya diliputi rambut dengan buku dan ruas menyatu, daun trifoliate (3 helai daun tiap tangkai daun), bunga berbentuk tandan, dan biji dalam polong. Sedangkan untuk kelompok rumput memiliki ciri umum yaitu daunnya lambat mengayu, batangnya silindris berbuku dan beruas dengan sifat padat dan memperkuat, bunga tumbuh pada akhir batang batang utama.
            Saran yang dapat kami sampaikan adalah bahwa pada saat kita akan memberikan pakan kepada ternak agar tidak terlalu banyak memberikan daun lamtoro dan daun gamal dikarenakan jenis legum tersebut mengandung zat anti nutrisi, sehingga praktikum pada pengenalan jenis pakan membantu dalam pemilihan jenis pakan yang baik untuk diberikan kepada ternak.











                                                         DAFTAR PUSTAKA
Endang, S. 2009. Hijauan Pakan Ternak. http://nusataniterpadu.wordpress.com (Diakses pada hari Senin tanggal 16 Mei 2011 pukul 10.00 WIB).

Federick, H. 2009. Beautyof Fauna and Flora In Nature. http://peacockroyal.blogspot.com (Diakses pada hari Senin tanggal 16 Mei 2012 pukul 10.00 WIB).

Mannetje. 2000. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara. PT Balai Pustaka, Jakarta.
Mcllroy, R.J. 1977. Pengantar Budidaya Padang Rumput Tropika. Pradnya Paramitha, Jakarta.

Miles, J.W., Maass, B.L. and do Valle, C.B. (eds) (1996) Brachiaria: Biology, Agronomy and Improvement. Joint publication by CIAT, Cali, Colombia and Embrapa CNPGC, Campo Grande, MS, Brazil.

Rukmana, H. R. 2005. Budidaya Rumput Unggul. Kanisius, Yogyakarta.

Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Biji Legume dan Makanan Ternak Tropik. BPFE UGM, Yogyakarta.

Soedomo, R. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. PT Gramedia, Jakarta.

Soegiri, J. H. S. Ilyas dan Damayanti. 1982. Mengenal Beberapa Hijauan Makanan Ternak Tropis. Direktorat Bina Produk Peternakan. Direktorat Jendral Peternakan Departemen Pertanian, Jakarta.

Sumarsono. 2002. Ilmu Tanaman dan Makanan Ternak. Program Semi Que IV Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS: Indonesia.

Susetyo, S. 1985. Hijauan Makanan Ternak. Dirjen Peternakn Departemen Pertanian, Jakarta

Sutopo, L. 1988. Bercocok Tanam. CV Rajawali, Jakarta.
Thomas, D. and Grof, B.1986. Some pasturespecies for the tropical savannas of South America. III. Andropogon gayanus, Brachiaria species and Panicum maximum. Herbage Abstracts Vol: 56hal: 557-565.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar