Minggu, 23 November 2014

laporan praktikum ransum ruminansia 2013 Undip



LAPORAN PRAKTIKUM
RANSUM RUMINANSIA



UNDIP









Disusun oleh:
KELOMPOK VIII

Nashihatul Fuadah         H2A 009 098
Renda Adrian                  H2A 009 099
Diah Permanasari           H2A 009 100
Dimas Fahmi                   H2A 009 101
Dito Danang Jaya           H2A 009 102
Hevyani Setyaningrum   H2A 009 103














JURUSAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011

JUDUL : KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK

 

TUJUAN : MENENTUKAN KECERNAAN BAHAN KERING DAN
 BAHAN ORGANIK SUATU SAMPEL BAHAN PAKAN
 SECARA IN VITRO
 

PRINSIP : UNTUK MENCARI KECERNAAN BAHAN KERING DAN
        BAHAN ORGANIK METODE TILLEY DAN TERRY
        SEPERTI YANG DILAKUKAN OLEH HARIS DAN EGAN.
        DALAM METODE INI PROSES PENCERNAAN DIBAGI
        DALAM DUA TAHAP, FERMENTASI MIKROBA DAN
        PENCERNAAN PROTEOLITIK.
 


HASIL DAN PEMBAHASAN

·         Kecernaan Bahan Kering (KcBK)
Hasil praktikum mengenai kecernaan bahan kering pada sampel jerami kacang tanah secara in vitro  diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Kecernaan Bahan Kering
Sampel
KCBK (%)
KcBK 1
51,74
KcBK 2
60,02
Rata-rata KcBK
55,88
Sumber : Data Primer Praktikum Ransum Ruminansia, 2011.
Berdasarkan data di atas dan nilai kecernaan bahan kering (KcBK) jerami kacang tanah sebesar 55,88%, penentuan standar dipengaruhi oleh unsur dari tanaman meliputi kandungan unsur-unsur dari tanaman dan umur saat panen, serta perlakuan yang dilakukan sesuai dengan pendapat Whiteman (1980) yang menyatakan bahwa semakin meningkat umur tanaman, proporsi bagian yang dapat dicerna seperti karbohidrat, protein, isi sel lainnya cenderung menurun, sebaliknya proporsi yang sukar dicerna seperti lignin, kutikula, dan silika meningkat. Ditambahkan oleh Ranjhan (1981) bahwa kecernaan tergantung pada kecepatan pengeluaran pakan dari saluran pencernaan, apabila pakan dalam saluran pencernaan lebih lama dan terjadi pembongkaran oleh mikrobia dan enzim pencerna, maka kecernaan akan lebih tinggi.
Kecernaan bahan kering pada suatu sampel bahan pakan perlu diketahui untuk digunakan dalam menentukan nilai suatu sampel bahan pakan tersebut. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Tilman et al., (1998) bahwa kecernaan suatu bahan pakan sangat penting diketahui karena dapat digunakan untuk menentukan nilai atau mutu suatu bahan pakan. Hartadi et al., (1990) menambahkan kandungan nutrient jerami kecang tanah terdiri atas: bahan kering (BK) 86%; protein kasar (PK) 12,6%; lemak kasar (LK) 2,3%; serat kasar (SK) 25,8%; abu 10,6%; dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 34,7%. Usaha untuk meningkatkan kualitas pakan dilakukan dengan meningkatkan kecernaan melalui pengolahan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Davidex et al. (1992) yang menyatakan adanya suatu hubungan antara kecernaan suatu ransum dengan tingkat konsumsi pakan pada ternak ruminansia. Makin tinggi kecernaan suatu pakan maka semakin tinggi pula tingkat konsumsi pakannya.
·         Kecernaan Bahan Organik (KcBO)
Tabel 2. Kecernaan Bahan Organik
Sampel
KCBO(%)
KcBO 1
42,17
KcBO 2
54,37
Rata-rata KcBO
48,27
Sumber : Data Primer Praktikum Ransum Ruminansia, 2011.

Berdasarkan hasil yang diperoleh kecernaan bahan organik jerami kacang tanah dalam proses in vitro yaitu 48,27% kecernaan in vitro bahan organik jerami kacang tanah yang diperoleh dapat dikatakan tinggi karena standar kecernaan bahan organik pada ternak ruminansia rata-rata antara 40%. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arinita (2010) yang menyatakan bahwa kecernaan bahan organik pada ternak ruminansia terutama pada ternak pseudoruminan berkisar antara 30-40%. Perubahan komposisi kimia zat-zat makanan akibat dari unsur tanaman berpengaruh dalam kecernaan bahan organik. Komponen zat-zat makanan yang mudah dicerna seperti protein menurun, sedang komponen-komponen yang sukar dicerna seperti ADF, NDF, selulosa, dan lignin meningkat seiring dengan meningkatnya umur tanaman. Hal tersebut sesuai dengan pendapat (Bula (1977) dalam Crowder dan Chheda 1982) yang menyatakan bahwa perbedaan nilai kecernaan suatu bahan pakan berhubungan dengan perubahan komposisi kimia, bagian-bagian yang berserat, lignin, dan kandungan silika yang timbul sebagai akibat dari perbedaan dalam spesies dan genotipe, tingkat pertumbuhan, kondisi lingkungan, tempat tumbuh, dan sistem manajemennya. Standar KcBO yang juga dipengaruhi oleh aktivitas mikroba serta pH dalam rumen sesuai dengan pendapat Ensminger et al., (1990) adapun faktor yang mempengaruhi hasil kecernaan secara    in vitro adalah: 1) temperatur inkubasi; 2) cairan rumen; 3) “buffer” yang digunakan; 4) jumlah goyangan yang digunakan selama inkubasi; 5) bentuk sampel; dan 6) variasi komponen dalam pakan.


KESIMPULAN
Kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik secara in vitro pada sampel yaitu jerami kacang tanah tergolong tinggi. Perubahan komposisi kimia zat-zat makanan akibat dari meningkatnya umur tanaman. Komponen zat-zat makanan yang mudah dicerna seperti protein menurun, sedang komponen-komponen yang sukar dicerna seperti ADF, NDF, selulosa, dan lignin meningkat. Adapun faktor yang mempengaruhi hasil kecernaan secara in vitro sendiri adalah temperatur inkubasi, cairan rumen, buffer yang digunakan, jumlah goyangan yang digunakan selama inkubasi, bentuk sampel, dan variasi komponen dalam pakan.
 

DAFTAR PUSTAKA
Crowder, L.V. and H. R. Chheda. 1982. Tropical Grassland Husbandry. Longman, London.

Davidex J, Velisek J, Pokarny J. 1992. Chemical Change During Food Processing. New York: Elsevier Science Publishing Co., Inc.

Ensminger, M. E., J. E. Old Field and W. W. Heineman. 1990. Feeds and Nutrition Formely, Feeds and Nutrition Complete. 2nd Ed. The Ensminger Publishing. Co., California.

Ranjhan, S. K. 1981. Animal Nutrition and Feeding Practice. Vikas Publishing House PVT Ltd.,  New Delhi.

Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekotjo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar Cet V. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Whiteman, P.C. 1980. Tropical Pasture Science. Oxford University Press.

Wahyuni Arinita. 2010. Dalam skripsi Pengaruh Substitusi Jerami Kacang Tanah dan Silase daun Pisang terhadap Kecernaan Bahan Kering dan kecernaan bahan organik pada Ternak Ruminansia dan Pseudoruminansia . Universitas Sebelas Maret. Solo.

LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan Kadar BK/BO Sampel
Tabel 1. Penentuan Kadar BK/BO sampel
No. Sampel
berat sampel
Berat CP
Berat setelah oven
berat cawan tanur
Berat kertas saring
Blanko I

19,2599
20,2768
19,2609
1,0279
Blanko II

22,1774
23,1904
22,1781
1.0273
I
0,2837
19,8983
21,1448
19,9018
1,0181
II
0,2727
18,6258
19,8983
18,6296
1,0371
K.A I
0,2685
13,1016
13,8976
13,1903

K.A II
0,2589
12,1465
13,0592
12,2264


Perhitungan bahan kering :



= 79.58%


= 90.88%

BK pakan rata-rata = 79.58+90.88  = 85.23%
                                           2

Lampiran 1. Perhitungan Kadar BK/BO Sampel (Lanjutan)
BK Residu (I)        = Setelah Oven Setelah Tanur
= 21.1448
= 0.2284 gram
BK Blanko (I)       = Setelah Oven Setelah Tanur
= 20.2768
= -0.011 gram diabaikan karena negatif


= 51.74%
BK Residu (II)      = Setelah Oven Setelah Tanur
= 19.8533
= 0.1904 gram

BK Blanko (II)      = Setelah Oven Setelah Tanur
= 23.1904
= -0.0143 gram diabaikan karena negatif


= 60.02%



= 70.71%


Lampiran 2. Perhitungan Kecernaan BK/BO Sampel (Lanjutan)
BO Residu (I)        = Setelah Oven Setelah Tanur
= 21.1448
= 1.243 gram

BO Blanko (I)       = Setelah Oven Setelah Tanur
= 20.2768
= 1.0159 gram




= 42.17%



= 82.92%

BO Residu (II)       = Setelah Oven Setelah Tanur
= 19.8533
= 1.2237 gram

BO Blanko (II)      = Setelah Oven Setelah Tanur
= 23.1904
= 1.0123 gram











= 54.37%












 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar