Minggu, 23 November 2014

Laporan Standarisasi dan Pengendalian Mutu Pakan, Undip 2013



LAPORAN PRAKTIKUM
STANDARISASI DAN PENGENDALIAN MUTU PAKAN






logo-undip2.jpg




Disusun oleh :
Kelompok IIIB
Widya Andini                                    23010111120021
Sri Irianing                                        23010111120023
Nurrohmad Hidayanto                     23010111120032
Fuad Aji Wibowo                              23010111120035
Hendra Samuel Siagian                    23010111120038
Putri Yuniarti                                    23010111120045
Crystalia Nidia Kinanti                    23010111120046




                                                                                                                          



FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.            Latar belakang
Standarisasi dan pengendalian mutu pakan sangat berperan penting dalam usaha dibidang peternakan. Salah faktor yang mempengaruhi produksi ternak adalah pakan, apabila pakan yang diberikan berkualitas baik maka produksi yang dihasilkan ternak tersebut akan semakin optimal. Namun karena semakin mahalnya harga bahan baku dalam pembuatan ransum menyebabkan para penjual melakuan tindak pemalsuan terhadap bahan pakan agar memperoleh keuntungan yang maksimal. Pemalsuan bahan pakan bertujuan untuk meningkatkan volume (kuantitas) sehingga walaupun dijual dengan harga rendah tapi tetap memperoleh keuntungan. Tetapi dengan adanya tindak pemalsuan dengan penambahan bahan baku yang hampir menyerupai bahan aslinya dapat menurunkan kualitas ransum. Selain itu dampak buruk akibat pemalsuan adalah mengganggu kesehatan ternak sehingga berpengaruh terhadap produktivitasnya.

1.2.            Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat praktikum pemalsuan bahan pakan adalah agar mahasiswa memahami pentingnya pengendalian mutu pakan, memahami terjadinya penurunan mutu pakan dan solusi dalam mengendalikanya, mampu mengenal dan menentukan pemalsuan bahan pakan, mampu menilai kualitas bahan pakan seperti mengetahui tingkat pemalsuan dari bahan pakan.
BAB II
MATERI DAN METODE
Praktikum Standarisai dan Pengendalian Mutu Pakan dengan materi pemalsuan bahan pakan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 17 November 2013 pukul 13.00 – 15.00 WIB di Laboratorium Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.
2.1.      Materi
            Materi yang digunakan dalam praktikum pemalsuan bahan pakan meliputi alat dan bahan. Alat yang digunakan adalah petri dish diameter 10 cm untuk tempat mencampur bahan pakan, sendok, dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah bekatul atau dedak halus, sekam, tepung batu dan larutan Kloroglusenol.

2.2.      Metode
            Menempatkan sampel yang akan diuji pada petri dish. Kemudian menambahkan 5-8 tetes larutan Kloroglusenol sampai sempel terendam. Mendiamkan selama 15 menit. Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
            Berdasarkan praktikum Standarisai dan Pengendalian Mutu Pakan dengan materi pemalsuan bahan pakan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Pemalsuan Bahan Pakan
Perlakuan
Warna
Keterangan
Kontrol
Coklat muda
Tidak berbuih dan tidak berbintik merah
Pencampuran Sekam
Coklat tua
Berbintik merah
Pencampuran Tepung Batu
Coklat tua
Berbuih
Sumber : Data Primer Praktikum Standarisasi dan Pengendalian Mutu Pakan,
  2013.

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data bahwa bekatul yang dicampur sekam apabila ditetesi dengan kloroglusenol akan berwarna coklat tua dan berbibtik merah. Bekatul yang dicampur tepung batu apabila ditetesi kloroglusenol akan berwarna coklat tua dan berbuih. Sedangkan bekatul yang tidak dicampuri apabila ditetesi kloroglusenol akan berwarna coklat muda, tidak berbuih dan tidak berbintik. Pengujian terhadap bekatul dapat dilakukan secara fisik untuk mendeteksi pemalsuan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rasyaf (1990) yang menyatakan bahwa sebelum digunakan bekatul perlu diperiksa lebih dahulu. Pemeriksaan meliputi fisik dan laboratorium. Secara fisik yang perlu diperiksa adalah baunya, bila sudah tercium bau tengik atau bau tidak normal lainnya pertanda bahwa dedak itu sudah mulai rusak. Kemudian warnanya, dedak yang normal berwarna coklat terang, tetapi bila sudah berwarna keputih-putihan atau kehijau-hijauan tanda bahwa dedak itu sedah rusak pula. Hidayati (2006) menambahkan bahwa bahan pakan dengan partikel yang halus memiliki kemungkinan besar untuk dipalsukan atau terkontraminasi dengan bahan yang halus, lebih murah dan nilai nutriennya rendah. Umumnya pemalsuan tidak hanya merubah komposisi kimia tetapi juga menurunkan nilai nutriennya. Dedak padi biasanya dipalsukan atau terkontaminasi oleh sekam.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1       Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa bekatul yang tidak dicampuri apabila ditetesi kloroglusenol akan berwarna coklat muda, tidak berbuih dan tidak berbintik. Sedangkan bekatul yang dicampur sekam apabila ditetesi dengan kloroglusenol akan berwarna coklat tua dan berbintik merah. Bekatul yang dicampur tepung batu apabila ditetesi kloroglusenol akan berwarna coklat tua dan berbuih. Pengujian terhadap bekatul perlu dilakukan untuk memghindari pemalsuan.

3.2       Saran
Saran yang dapat diberikan dalam praktikum pemalsuan bahan pakan adalah sebaiknya menggunakan banyak variasi bahan pakan agar lebih mengetahui tingkat pemalsuan terhadap bahan pakan.

DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, H. 2006. Karakterisasi Standar Mikroskopis Bahan Pakan Sumber Energi (Jagung Giling, Dedak Padi, dan Pollard) sebagai Metode Alternatif Pengujian Kualitas Bahan Pakan. Program Studi Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor. (Skripsi)

Rasyaf, M. 1990. Bahan Makanan Unggas di Indonesia. Kanisius, Yogyakarta.

LAMPIRAN
 Lampiran 1. Uji pemalsuan


Bekatul kontrol
Bekatul dengan penambahan sekam padi


Bekatul kontrol
Bekatul dengan penambahan tepung batu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar