Minggu, 23 November 2014

Laporan BPFR 2012, Undip

BAB I
PENDAHULUAN 
Pakan adalah suatu bahan pakan atau campuran bahan pakan yang dimakan hewan atau ternak serta mengandung energi, protein, dan nutrien lainnya yang dibutuhkan oleh ternak serta tidak membahayakan untuk ternak. Analisis proksimat merupakan cara analisis kimia bahan pakan berdasarkan atas komposisi kimia dan kegunaannya, dari analisis proksimat dapat diketahui enam macam fraksi yaitu kadar air, kadar abu, kadar protein kasar, kadar lemak kasar, kadar serat kasar dan kadar bahan ekstrak tanpa Nitrogen (BETN). Analisis proksimat dulu dikenal dengan analisis Weende yang berarti hasilnya hanya mendekati sempurna.
Tujuan dari Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum adalah untuk mengetahui kandungan dari Pollard melalui analisis proksimat meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein kasar, kadar lemak kasar, kadar serat kasar, dan kadar BETN. Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum ini adalah dapat mengetahui kandungan nutrisi Pollard dengan analisis proksimat.
             








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bahan Pakan
Pollard atau yang biasa dikenal dengan wheat pollard adalah bahan pakan yang dihasilkan dari industri pengolahan gandum merupakan bahan pakan sumber energi yang telah digunakan di beberapa negara eropa (Steenfeldt et al.1998). Disebut sebagai pakan sumber energi karena dalam pengertiannya pakan sumber energi adalah bahan – bahan dengan kandungan protein kasar kurang dari 20% dan serat kasar kurang dari 18% atau kandungan dinding selnya kurang dari 35%. Pollard memiliki kandungan kadar berat kering 86%, kadar abu 4,2%, kadar ekstrak ether 45%, kadar serat kasar 6,6%, kadar bahan ekstrak tanpa nitrogen 14,1%, kadar protein kasar 16,1% (Hartadi, 1993).

2.2.      Analisis Proksimat
Bahan pakan adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna, dan digunakan oleh hewan. Bahan pakan adalah istilah umum, sedangkan komponen dalam bahan makanan tersebut yang dapat digunakan oleh hewan disebut zat makanan (Tillman et al., 1991). Para ahli makanan ternak telah mencoba untuk mengadakan deskripsi perihal makanan ternak dan zat gizi yang dikandungnya, sehingga memungkinkan digunakan dalam menyusun ransum dengan cara yang sederhana. Cara analisis weende atau yang dikenal dengan analisis proksimat (proximate analyisis) yaitu suatu metode analisis dan menggolongkan komponen yang ada pada makanan. Analisis ini didasarkan atas komposisi susunan kimia dan kegunaannya. Kandungan bahan pakan yang dianalisis yaitu, kadar air, kadar abu (anorganik), kadar protein kasar, kadar lemak kasar, kadar serat kasar dan kadar bahan ekstrak tanpa nitrogen.

Air adalah zat makanan yang paling sederhana namun zat yang paling sukar penentuannya dalam analisis proksimat. Penentuan kadar air ditentukan dengan pemanasan 105°C secara terus menerus sampai sampel bahan beratnya tidak berubah lagi (konstan). Namun untuk produk-produk biologi, bila dipanaskan dengan temperatur melebihi 70°C akan kehilangan zat-zat volatil (zat-zat yang mudah menguap). Sehingga untuk penentuan kadar yang tepat, pemanasan dilakukan dengan temperatur yang lebih rendah dan dengan menggunakan desikator yang dapat divakumkan. Tetapi karena alat ini sangat terbatas kapasitasnya sampel yang dapat dianalisa juga terbatas Tillman et al., (1991). Pentingnya air dalam menentukan nilai makanan adalah pengaruhnya terhadap komposisi makanan karena sifat pengencer air tersebut.

Komponen abu pada analisis proksimat tidak memberikan nilai makanan yang penting. Jumlah abu dalam bahan makanan hanya penting untuk menentukan kadar BETN. Kombinasi unsur-unsur mineral dalam bahan makanan berasal dari tanaman sangat bervariasi sehingga nilai abu tidak dapat dipakai sebagai indeks untuk menentukan jumlah unsur mineral tertentu atau kombinasi unsur-unsur yang penting. Bahan makanan yang berasal dari hewan, kadar abu berguna untuk indeks kadar kalsium dan pospor. Dengan diketahuinya kadar abu, masih diperlukan analisis lebih lanjut untuk memisahkan tujuh belas unsur penting yang diperlukan ilmu makanan. Komponen abu terdiri dari banyak unsur anorganik yang terdapat dalam bagian tubuh yang berlainan sesuai dengan fungsinya. Misalnya berat kalsium adalah 1,5% dari seluruh berat tubuh hewan sedangkan berat unsur fosfor kira-kira 1,0%. Unsur kalsium dan fosfor bersama-sama merupakan bagian yang lebih dari 70 % dari seluruh abu tubuh, terutama pada tulang dan gigi Tillman et al., (1991)

Seperti halnya karbohidrat, protein kasar adalah nama kumpulan dan mengetengahkan lebih dari duapuluh asam amino, semua protein tanaman dan hewan terdiri dari beberapa asam amino yang merupakan satuan penyusun protein tubuh. Dalam kenyataannya, protein kasar dalam analisis yang mendekati angka nyata proksimat hanya dicantumkan energi fraksi yang tidak dapat untuk menggambarkan komposisi asam amino dalam protein. Kadar nitrogen dari bahan makanan ditentukan dengan cara Kjeldhl, yang hasilnya kemudian dikalikan dengan 6,25 untuk mendapatkan kadar proteinnya. Faktor protein 6,25 dapat didapat dari perkiraan kadar nitrogen dalam bahan makanan adalah 16 % dari kadar proteinnya. Pada umumnya kadar protein dalam bahan makanan tidak menyimpang jauh dari angka 16% Tillman et al., (1991).

Ekstrak eter adalah istilah yang dipakai untuk senyawa yang diperoleh dari ekstraksi bahan makanan dengan menggunakan pelarut lemak yang biasanya adalah dengan eter. Ekstrak eter dalam bahan makanan ternak yang berasal dari hewan biasanya terdiri dari gliserol dan trigliserida. Nilai kalori yang rendah dapat dipakai untuk menetapkan nilai energi dari lemak hewan juga beberapa lemak tanaman dan terutama lemak hasil ekstraksi dari industri. Beberapa bahan makanan ternak yang terdapat di Indonesia dapat mengandung 10% atau lebih ekstrak eter. Bahan-bahan tersebut mengandung energi yang tinggi namun tidak stabilnya lemak bahan makanan adalah salah satu penyebab berkurangnya palatabilitas ternak serta berkurangnya nilai makanan Tillman et al., (1991)

Analisis proksimat membagi karbohidrat menjadi dua komponen yaitu serat kasar dan BETN. Serat kasar berisi selulose, hemiselulose, dan lignin. Selulose dan hemiselulose adalah komponen dalam dinding sel tanaman dan tidak dapat dicerna oleh hewan – hewan berperut tunggal (monogastrik). Sedang hewan-hewan ruminansia karena mmepunyai zat-zat jasad renik, maka ternak itu mempunyai kemampuan lebih untuk mencerna selulosa dan hemiselulosa, yaitu secara enzimatik. Lignin bukan termasuk dalam golongan hidrat arang, tetapi berada dalam tanaman dan merupakan bagian atau kesatuan dalam karbohidrat. Zat ini bersama- sama selulosa membentuk komponen yang disebut lignoselulose yang mempunyai koefisien cerrna sangat kecil Tillman et al., (1991).

BETN atau bahan ekstrak tanpa nitrogen adalah zat berisi zat-zat mono,di,tri, dan poli sakarida terutama pati dan kesemuanya mudah larut dalam larutan asam dan basa dalam analisis serat kasar dan mempunyai daya cerna yang tinggi. Zat tersebut karena mempunyai kandungan energi yang tinggi maka digolongkan ke dalam makanan sumber energi yang tidak berfungsi spesifik Tillman et al., (1991).

BAB III
MATERI DAN METODE
3.1       Materi
Materi yang digunakan dalam praktikum analisis proksimat adalah terdiri dari alat dan bahan. Alat yang digunakan yaitu, botol timbang, timbangan analitis, oven, eksikator, crusible porselen, tanur listrik, labu erlenmeyer, beker glas, gelas ukur, corong Buchner, kertas saring yang bebas abu, labu penyari, soxhlet, pendingim tegak, water bath, selongsong penyari, labu destruksi, buret, corong, kompor listrik, alat-alat destilasi titrasi. Bahan yang digunakan adalah sampel bahan pakan pollard, H2 SO4 0,3 N 50 ml, NaOH 1,5 N 25 ml, aseton 25 ml, air aquades panas 50 ml, pelarut lemak N- Hexan, katalisator, H2 SO4 pekat, H3BO4 4%, indikator (MR+ MB), NaOH 45% dan HCl 0,1 N.

3.2       Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum analisis proksimat antara lain perhitungan kadar air, kadar abu, kadar serat kasar, kadar lemak kasar dan kadar protein kasar.

3.2.1    Kadar Air
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan kemudian mencuci botol timbang lalu mengeringkan dalam oven selama 1 jam pada suhu 105 – 110 °C setelah itu masukkan dalam eksikator selama 15 menit kemudian menimbang botol misal beratnya x gram, selajutnya menimbang sejumlah sampel misal beratnya y gram, kemudian memasukkan botol timbang dan mengeringkan dalam oven selama 4 – 6 jam pada suhu 105 – 110 °C lalu mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit dan menimbang misal beratnya z gram. Mengulangi pengeringan sampai 3 x 1 jam, sampai berat sampel konstan (selisih penimbangan maksimal 0,2 mg).

3.2.2    Kadar Abu
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan kemudian mencuci bersih crusible dengan air dan mengeringkan dalam oven pada suhu 105 - 110°C selama 1 jam lalu mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit setelah itu menimbang crusible porselen misal beratnya x gram. Menimbang sampel atau bahan pakan misal beratnya y gram, penimbangan dengan menggunakan crusible porselen sebagai tempatnya, kemudian memijarkan dalam tanur listrik pada suhu 600 °C dalam waktu 6 jam sampai menjadi abu putih semua, setelah itu mengangkat crusible porselen dari tanur listrik yang sebelumnya dibiarkan didinginkan dulu sampai suhu sekitar 120 °C lalu mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit dan menimbang beratnya misal z gram.

3.3.3    Kadar Protein Kasar
            Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan selanjutnya menimbang sampel bahan kurang lebih 0,3 gram dan memasukkan ke dalam labu desrtuksi (labu kjeldahl). Menambahkan katalisator campuran (selenium) kurang lebih 0,3 gram. Menambahkan asam sulfat pekat (teknis) 10 ml, kemudian mendestruksi sampai warna hijau jernih di dalam almari asam setelah itu mendinginkan. Melakukan proses destilasi dengan menggunakan penangkap H3BO3 4% sebanyak 20 ml dan memberikan 2 tetes indikator MR + MB kemudian memasukkan sampel yang sudah didestruksi ke dalam labu destilasi dan menambahkan 50 ml aquades dan 40 ml NaOH 45%. Melakukan destilasi sampai penangkap berubah warna dari ungu menjadi hijau lalu menitrasi hasil destilasi dengan menggunakan HCl 0,1 N sampai terbentuk warna ungu.

3.2.4.   Kadar Lemak Kasar
            Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Menimbang sampel misal x gram pada kertas saring kemudian membungkus sampel dengan menggunakan kertas saring tersebut lalu mengoven sampel pada suhu 110°C selama 6 jam. Megeluarkan sampel setelah 6 jam di dalam oven dan mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit, kemudian menimbang misal beratnya a gram. Memasukkan sampel ke dalam soxhlet yang telah terpasang dalam water bath. Menuangkan pelarut lemak dan memasang alat pendingin ntegak yang dialiri dengan air dingin setelah itu melakukan penyaringan dengan pelarut lemak di dalam alat soxhlet kurang lebih 3 sampai 4 jam (atau sirkulasi pelarut lemak sebanyak 8 – 10 kali). Mengeluarkan sampel dari alat soxhlet dan mengangin- anginkan sampai tidak berbau pelarut lemak, kemudian mengeringkan sampel yang terbungkus kertas saring di dalam oven pada suhu 110°C selama 2 jam, mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit, kemudian menimbang misalkan beratnya b gram.

3.2.5    Kadar Serat Kasar
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan kemudian mencuci semua alat – alat, lalu memasukkan labu erlenmeyer dalam oven pada suhu 105 - 110°C selama 1 jam kemudian didinginkan dalam eksikator selama 15 menit dan menimbang. Setelah itu memasukkan sampel atau bahan pakan dalam labu erlenmeyer dan menimbang misal beratnya x gram. Memasukkan 50 ml H 2 SO 4 0,3 N kedalam labu erlenmeyer yang telah berisi sampel atau bahan pakan kemudian masak hingga mendidih selama 30 menit, setelah itu memasukkan NaOH 1,5 N dan memasaknya hingga mendidih selama 30 menit. Menyaring cairan tersebut dengan menggunakan kertas saring yang telah terpasang dalam corong Buchner. Kertas saring terlebih dahulu telah dikeringkan dalam oven pada suhu 105 – 110 °C selama 1 jam, lalu mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit kemudian menimbang, misal beratnya a gram. Setelah itu melakukan penyaringan dalam labu penghisap dan mencuci berturut- turut dengan 50 ml aquades panas, 50 ml H2SO4 0,3 N, 50 ml aquades panas dan 25 ml aseton, kemudian memasukkan kertas saring dan isiya dalam crusible porselen lalu mengeringkan dalam oven pada suhu 105 – 110 °C selama 1 jam, setelah itu mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit dan menimbang misal beratnya y gram. Memijarkan kertas saring dan isinya yang ada dalam crusible porselen pada tanur listrik dengan suhu 400 – 600 °C selama 4 – 6 jam (sampai menjadi abu putih) kemudian mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit dan menimbang misal beratnya z gram.
3.2.6.   Kadar BETN
            Mendapatkan kadar BETN dengan mengholah data yang diperoleh dari hasil praktikum. Menyiapkan data kadar air, kadar abu, kadar protein kasar, kadar lemak kasar, dan kadar serat kasar. Mengolah data dengan mengurangkan 100% dengan kadar air, kadar abu, kadar protein kasar, kadar lemak kasar, dan kadar serat kasar yang sudah didapatkan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis proksimat dengan sampel pollard dalam praktikum BPFR dan dalam 100% bahan kering dapat dilihat pada tabel 1.
          Tabel 1. Kandungan Nutrisi Pollard
Kandungan Nutrisi
Hasil Praktikum*
Literatur**
Berat Basah
BK
Komposisi BK
Kadar Air
13,76%

13,76%
14%
Kadar Abu
4,64%

5,37%
4,9%
Kadar Protein Kasar
11,52%

13,37%
18,0%
Kadar Lemak Kasar
5,13%

5,14%
52,3%
Kadar Serat Kasar
11,78%

13,65%
7,7%
Kadar BETN
-
-
62,47%
16,4%
Sumber : *Data Primer Praktikum Bahan Pakan Formulasi Ransum, 2012.       
** Tillman et al. 1991
4.1.      Kadar Air
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan hasil analisis pollard diperoleh kadar air sebesar 13,76% dengan bahan kering 100%. Hal ini sesuai dengan pendapat Tillman et al. (1991) bahwa kadar air dalam Pollard sebesar 14% dengan BK sebesar 100%.  Kadar air dari suatu bahan pakan dapat menentukan kadar bahan keringnya.  Soelistyono (1976) menambahkan bahwa kadar bahan kering dalam pakan dihitung sebagai selisih antara 100% dengan persen air yang dipengaruhi oleh umur tanaman.  Tillman (1991) menambahkan bahwa penentuan kadar air dalam bahan akan dipengaruhi oleh temperatur saat pemanasan bahan pakan yaitu pada suhu 105ºC.  Kandungan air bahan tidak konstan tetapi dipengaruhi oleh jenis bahan, suhu, dan kelembapan udara disekitarnya (Suadnyana,1998).
4.2.      Kadar abu
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, hasil analisis pollard diperoleh kadar abu sebesar 5,37% dengan BK 100%. Hasil tersebut tidak sesuai dengan pendapat Tillman et al.(1991) yang menyatakan bahwa kadar abu dalam Pollard sebesar 4,9% berdasarkan 100% BK. [P1]  Kadar abu didapatkan dengan memijarkan pada suhu 400-600 oC. Hasil kadar abu yang berbeda kurang berpengaruh pada kandungan gizi. Menurut Tillman et al. (1998) Kombinasi unsur-unsur mineral dalam bahan makanan berasal dari tanaman dan hewan sangat bervariasi dalam bentuk abu. Menurut pendapat Parakkasi (1990) yang menyatakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah kadar mineral abu dalam suatu tanaman adalah  kadar mineral tanah tempat tanaman tumbuh, sifat genetis tanaman yang menyerap zat – zat anorganik dari dalam tanah dan faktor lingkungan seperti curah hujan, pH tanah, pemupukan dan lain – lain.

4.3.Kadar protein kasar
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum didapatkan kadar protein dari Pollard adalah 13,37% dalam 100% BK. Hal tidak ini sesuai dengan pendapat Tillman et al. (1991) yang menyatakan bahwa kadar protein kasar  Pollard adalah 18,0% berdasarkan 100% BK. Perbedaan hasil analisis ini dapat terjadi karena perbedaan jenis gandum, umur gandum, dan senyawa kimia yang menyusun gandum. Dijelaskan oleh Anggorodi (1990) bahwa  faktor – faktor yang mempengaruhi besar kecilnya kadar protein kasar adalah umur tanaman, bagian tubuh tanaman yang diambil dan cara pengolahannya. Kadar protein kasar bahan pakan ditentukan berdasarkan kadar N bahan pakan kemudian dikalikan dengan 6,25.
4.4.Kadar Lemak Kasar
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, hasil analisis pollard diperoleh kadar lemak kasar sebesar 5,14% dengan kadar BK 100%. Penentuan hasil kadar lemak kasar diperoleh dengan cara mengekstrak bahan pakan tersebut. Hasil  tersebut tidak sesuai dengan pendapat Tillman et al. (1991) yang menyatakan bahwa kadar lemak kasar Pollard sebesar 52,3% dalam BK 100%. Diperkuat oleh pendapat Tillman et al. (1998) yang menyatakan bahwa kadar lemak pada analisis proksimat ditentukan dengan jalan mengekstraksi bahan pakan dengan pelarut dietyl ether. Diperluas oleh pendapat Anggorodi (1990) bahwa kadar lemak kasar merupakan campuran dari beberapa senyawa yang larut dalam senyawa pelarut lemak. Menurut Tillman (1991) ekstrak eter dalam bahan makanan ternak dipengaruhi oleh bahan makana itu berasal dari hewan atau tumbuhan selain itu faktor – faktor yang mempengaruhi besar kecilnya kadar lemak kasar adalah umur tanaman, bagian tanaman yang diambil dan cara pengolahannya.

4.5.Kadar serat kasar
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, hasil analisis pollard diperoleh kadar serat kasar sebesar 13,65% dengan kadar BK 100%. Hasil ini tidak sesuai dengan pendapat Tillman et al.  (1991) bahwa kadar serat kasar Pollard sebesar 7,7% berdasarkan 100% BK. Keadaan ini dapat terjadi karena kemungkinan Pollard bercampur dengan daun atau batang gandum, sehingga pada saat dilakukan analisis kadar serat kasarnya lebih tinggi. Hal ini dijelaskan oleh Afrianto dan Liviawaty (2005) bahwa komposisi Pollard juga tergantung pada bentuk dan kualitas bahan baku yang digunakan. Namun selain itu serat kasar juga memiliki keuntungan pada pencernaan. Menurut Rasyaf (1994) bahwa serat kasar berfungsi sebagai perangsang gerak peristaltik saluran pencernaan, media mikroba pada usus buntu dan memberikan rasa kenyang.

4.6.Kadar bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN)
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh kadar bahan ekstak tanpa nitrogen (BETN) Pollard sebesar 62,47%. Kandungan BETN ini ditentukan oleh kandungan abu, protein kasar, lemak kasar dan serat kasar. Hal ini sesuai dengan Tillman et al. (1998) yang menyatakan bahwa BETN diketahui kadarnya dengan mengurangi bahan kering dengan kadar air, abu, protein kasar, lemak kasar dan serat kasar dalam bahan kering.  Faktor – faktor yang mempengaruhi Tinggi rendahnya kadar BETN dipengaruhi kandungan atau keberadaan pati, BETN terutama mengandung pati, gula, dan karbohidrat tersedia yang lain (Cheeke,1999).

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1       Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum analisis proksimat dengan sampel Pollard dapat disimpulkana bahwa kadar abu sebesar 5,37%, dan kadar BETN sebesar 62,47% yang tidak sesuai dengan literatur yaitu kadar abu sebesar 24,1% dan kadar BETN sebesar 24,1%, sedangkan kadar air, kadar serat kasar, kadar lemak kasar, dan kadar protein kasar tidak jauh berbeda dengan literatur. Besar kecilnya nilai analisis pada pollard dipengaruhi oleh temperatur saat pemanasan bahan pakan, asal bahan pakan, bentuk dan kualitas bahan baku, kadar N bahan pakan,dan bahan kering dengan kadar air, abu, protein kasar, lemak kasar dan serat kasar dalam bahan kering. 

5.2       Saran
Praktikum ini harus dilaksanakan secara hati-hati dan teliti agar tidak ada kesalahan dalam prosedur dan juga dalam perhitungannya. Hal ini karena kesalahan yang terjadi dapat berakibat fatal terhadap ternak itu sendiri dan juga kerugian ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA
Afrianto,E. dan  Evi Liviawaty. 2005. Pengawetan Dan Pengolahan Pakan. Kanisius. Yogyakarta.

Anggorodi.  1990.  Ilmu Makanan Ternak Umum.  Cetakan II.  PT Gramedia, Jakarta.

Cheeke, P. R. 1999. Applied Animal Nutrition Feeds and Feeding. 2 nd Edition. Departement of Animal Sciences Oregon State University, New Jersey.

Hartadi, S.Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo,  Tillman, A.D,H. S. Lebdosoekojo. 1993. Tabel Komposisi Pakan Untuk Indonesia.  Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.

Parakkasi, A. 1990. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak Monogastik. Vol 1a. Penerbit Angkasa, Bandung.

Rasyaf, M. 1994. Memelihara Burung Puyuh. Kanisius, Yogyakarta.

Siregar, S.B. 1994. Ransum Ternak Ruminansia. PT. Penebar Swadaya, Jakarta.

Soelistyono, H.S.  1976.  Ilmu Bahan Makanan Ternak.  Diponegoro University, Semarang.

Steenfeldt,S. A. Mullertz, & J. F. Jensen. 1998. Enzyme supplementation of wheat- based diets for broilers. 1 . effect on growth performance and intestinal viscosity. Animal Feed Sci. Tech.J. 75:27-43..

Suadnyana, I. W. 1998. Pengaruh Kandungan Air Dan Ukuran Partikel Terhadap Perubahan Sifat Fisik Pakan Lokal Sumber Protein. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Tillman, A. D, H, Hartadi, S. Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo,                        S. Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar.  Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.


LAPORAN PRAKTIKUM
BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM








 















Disusun oleh:
Kelompok IIIA

Anggi Puspa L.               23010111120015
Ratih Wahyu R.             23010111120017
Sri Irianing                      23010111120023
Jenny Febrianti              23010111120031       
Danang Wijayanto         23010111120033










FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
LEMBAR PENGESAHAN


Judul                          : LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM

Kelompok                  : IIIA (TIGAA)
Program Studi           : S1-PETERNAKAN
Fakultas                     : PETERNAKAN DAN PERTANIAN
Tanggal Pengesahan  :        Desember 2012



Menyetujui,



Dosen Praktikum
Bahan Pakan dan Formulasi Ransum






Limbang K Nuswantara

xxxx
 
Asisten Pembimbing




 


Teguh Ilmiawan

NIM. 23010110120065








KATA PENGANTAR
            Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahnya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan resmi praktikum Bahan Pakan Dan Formulasi Ransum. Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu mata kuliah yaitu Bahan Pakan Dan Formulasi Ransum yang terangkai dalam kegiatan praktikum.
            Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada Bapak Limbang Kustiawan Nuswantara selaku koordinator Praktikum Bahan Pakan Dan Formulasi Ransum, Teguh Ilmiawan selaku asisten pembimbing, juga tak lupa semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
            Kami sangat menyadari bahwa Laporan Resmi Bahan Pakan Dan Formulasi Ransum ini masih jauh dari kesempurnaan, meskipun demikian kami telah berusaha semaksimal mungkin yang sesuai dengan kemampuan yang kami miliki untuk menyelesaikan laporan ini. Kami selaku penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bertujuan membangun dari berbagai pihak sehingga laporan ini dapat sempurna. Penulis mengharapkan Laporan Bahan Pakan Dan Formulasi Ransum ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang bersangkutan.
Semarang,  Desember 2012
   
     Penulis
DAFTAR ISI
                                                                                                                   Halaman
RINGKASAN.................................................................................................     iii
KATA PENGANTAR.....................................................................................     iv
DAFTAR ISI...................................................................................................     v
DAFTAR TABEL............................................................................................     vi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................     vii
BAB I   PENDAHULUAN.............................................................................      1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................      2

2.1. Bahan Pakan.......................................................................................      2
2.1.1.  Pollard.....................................................................................      2
2.2. Analisis Proksimat..............................................................................      2
2.2.1.  Kadar Air................................................................................      3
2.2.2.  Kadar Abu...............................................................................      4
2.2.3.  Kadar Protein Kasar................................................................      4
2.2.4.  Kadar Lemak Kasar................................................................      5
2.2.5.  Kadar Serat Kasar...................................................................      5
2.2.6.  Kadar BETN...........................................................................      6

BAB III MATERI DAN METODE................................................................      7

3.1.  Materi................................................................................................      7
3.2.  Metode..............................................................................................      7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................     12

4.1.  Hasil Praktikum.................................................................................     12
4.2.  Pembahasan.......................................................................................     12
4.2.1.  Kadar Air................................................................................     12
4.2.2.  Kadar Abu...............................................................................     13
4.2.3.  Kadar Protein Kasar................................................................     13
4.2.4.  Kadar Lemak Kasar................................................................     14
4.2.5.  Kadar Serat Kasar...................................................................     14
4.2.6.  Kadar BETN...........................................................................     15


BAB IV SIMPULAN DAN SARAN.............................................................     16
5.1.  Simpulan............................................................................................     16
5.1.  Saran..................................................................................................     16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................     17
LAMPIRAN....................................................................................................     18

DAFTAR TABEL










Tabel
 


Halaman
 

 
 1. Kandungan Nutrisi Pollard.......................................................................... 12
 2. Data Perhitungan Kadar Air........................................................................ 18
 3. Data Perhitungan Kadar Abu...................................................................... 20
 4. Data Perhitungan Kadar Protein................................................................. 22
 5. Data Perhitungan Kadar Lemak Kasar........................................................ 24
 6. Data Perhitungan Kadar Serat Kasar.......................................................... 25
 7. Data Perhitungan Kadar BETN.................................................................. 27


DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
 
Lampiran
1. Perhitungan Kadar Air................................................................................. 18
2. Perhitungan Kadar Abu................................................................................ 20
3. Perhitungan Kadar Protein Kasar................................................................. 22
4. Perhitungan Kadar Lemak Kasar................................................................. 24
5. Perhitungan Kadar Serat Kasar.................................................................... 25
6. Perhitungan Kadar BETN............................................................................ 27
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan Kadar Air                          

 [P1]Itu sudah dalam BK apa masih dalam kadar?